Kamis, 07 Oktober 2010

tEntang PakU



Suatu saat ada seorang pria yang sangat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah pria itu, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku ke pagar belakang, setiap kali ia marah.
Pada hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali ia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu semakin berkurang setiap harinya. Dia mendapati bahwa lebih mudah menahan amarahnya dari pada memakukan paku ke pagar.
Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku setiap hari dimana ia tidak maarah.
Hari-hari kemudian berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu kepada ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. Ketika kamu sedang mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain.”
Sang ayah pun melanjutkan, “Kamu bisa saja meminta maaf atas kemarahanmu, tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, bekas luka itu akan tetap ada.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar